Serba-serbi Pandemi COVID-19

Covid-19 sendiri merupakan Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia didaerah Wuhan, Provinsi Hubei, China pada tahun 2019. Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus Diasease-2019 yang disingkat menjadi Covid-19. Angka 19 disematkan untuk menunjukkan tipe baru coronavirus, mengingat coronavirus sudah ada sejak dulu. Pada manusia dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan, mulai dari flu sampai penyakit yang serius seperti MERS dan SARS.

Merebaknya Covid-19 di Indonesia menyebabkan banyak sekali kegiatan masyarakat yang membeku sehingga membuat pemerintah berpikir lebih keras agar pemerintahan tetap berjalan dengan stabil. Ada beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani penyebab covid-19 ini antara lain tambahan belanja APBN 2020 senilai Rp. 405,1 Triliun, memprioritaskan anggaran di bidang kesehatan, di bidang perlindungan sosial dan untuk intensifitas dunia usaha juga di bidang Non – Fiskal. Revisi batas maksimal defisit APBN dan kebijakan moneter juga diambil pemerintah sebagai langkah menanggulangi dampak Covid – 19.

Wabah Covid-19 ini juga berdampak pada system pendidikan yang berlangsung, United Nations of Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan hampir 300 juta siswa diseluruh dunia terganggu kegiatan sekolahnya. Karena adanya kebijakan dari pemerintah untuk #dirumahaja maka seluruh lembaga pendidikan meliburkan proses pembelajaran dengan mengganti system pembelajaran menjadi daring atau online untuk mendukung sistem pembelajaran tersebut pemerintah juga menggandeng platform online sehingga pembelajaran tetap berjalan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 

Cina merupakan negara yang pertama kali terinfeksi Virus Corona (Covid-19). Karena adanya virus ini, menyebabkan perdagangan Cina memburuk. Hal tersebut memengarui perdangan dunia termasuk di Indonesia. Menurut World Economic Forum (WEF) penyebaran Virus Corona membuat ekonomi beberapa negara akan mengalami resesi.  

Virus Corona (Covid-19) juga memberikan dampak negative pada pelaksanaan ibadah yang dilakukan masyarakat di beberapa negara. Karena salah satu cara untuk mencegah penularan virus yaitu dengan menjaga jarak antar manusia maka dalam pelaksanaan ibadah di beberapa negara mengalami hambatan. Seperti beberapa kota di Indonesia yang sudah menerapkan kebijakan melarang melakukan salat jumat untuk mengurangi penyebaran Virus Corona. 

Meskipun virus ini sangat merisaukan banyak orang tetapi banyak warga negara yang melakukan aksi pemberantasan. Aksi yang dilakukan seperti menyebarkan serangkaian informasi untuk mencegah corona, menyemprotkan disinfektan secara menyeluruh, dan memeriksa orang-orang yang datang dari daerah lain.

Covid-19 tentunya membuat kita untuk lebih menjaga jarak antar sesama. Salah satunya pemerintah melakukan sosial distancing. Hal ini membuat sebagian besar masyarakat di Indonesia tinggal dan melakukan semua aktivitas di rumah, mulai dari bekerja, belajar dan beribadah. Dengan di rumah aja bukan berarti kita tidak bisa melakukan kegiatan yang biasa kita lakukan tetapi dengan di rumah aja kita dapat melakukan kegiatan yang jarang kita lakukan ketika di rumah seperti berkumpul dengan keluarga dan melakukan segala hal dengan keluarga seperti berjemur 10-15 menit pada jam 10-12 pagi di depan pelataran rumah. 

Selama di rumah kita hanya dapat memantau kabar dari sosial media dan juga alat komunikasi lainnya. Tetapi kita sebagai masyarakat yang canggih dan pintar, tentunya kita harus bisa berpikir kritis dan tidak mudah tertipu oleh berita yang ada di sosial media. Caranya kita lebih banyak melakukan literasi karena tidak hanya satu sumber saja yang menyebarkan berita tapi banyak sumber, tentunya kalian juga mencari dari sumber terpercaya, dan pastikan berita yang kalian lihat terdapat bukti dan fakta yang jelas. 

Terima kasih, semoga bermanfaat. 

Tetap jaga jarak, jangan lupa pakai masker dan di rumah aja.