Kajian Akbar merupakan salah satu program kerja dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam khususnya Departemen Kerohanian yang bertujuan untuk menciptakan pribadi mahasiswa dan masyarakat yang lebih agamis, bertanggungjawab serta memiliki rasa kasih sayang. Kegiatan Kajian Akbar 2021 ini tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena pada tahun 2021 ini Kajian Akbar sudah menjadi Kajian Akbar Nasional yang diikuti oleh beberapa peserta dari berbagai pulau. Pada saat ini kita semua masih berada di masa pandemi Covid-19 dan adanya PPKM darurat yang dimana kita diharuskan untuk tetap dirumah saja dan jaga jarak atau sosial distancing untuk dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona, tapi hal tersebut tidak mengerutkan niat kita untuk tetap aktif menuntut ilmu. Oleh karena itu pada Kegiatan Kajian Akbar 2021 dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2021 secara online via Zoom Meeting serta disiarkan langsung melalui Live Streaming di YouTube HMJ IPA Unesa yang dibuka oleh Ketua Jurusan IPA FMIPA Unesa Prof. Dr. Erman M.Pd. yang memberikan makna Radikalisme “menurut pandangan Filsafat yaitu ketika cara berpikirnya yang radikal dan universal maka yang timbul adalah tindakan yg bijak dan menjadi manusia yang smart. Tetapi yang terjadi saat ini justru sebaliknya yaitu cara berpikir yang dangkal dengan pemahaman radikal sehingga bertindak brutal. Semestinya berfikir yang radikal sampai akar-akarnya sehingga mengetahui dampak dari problem-problem dan cara mengatasi masalah artinya mencermati secara keseluruhan universal dan mendalam dampak dari apa yang dilakukan, sehingga bertindak bijak.” Selanjutnya materi akan dibawakan oleh ustadz KH. Muhammad Zamroni sebagai pemateri dan saudara Hayyu Khafidlo Fitria sebagai moderator.
Tema yang diangkat pada Kajian Akbar Nasional 2021 yaitu “Meluruskan Makna Jihad dan Menolak Radikalisme”, dimana pada saat ini banyak propoganda-propoganda yang beredar di media sosial dengan tujuan memecah belah umat islam. Karena banyak orang-orang yang menyalah artikan kata jihad, dimana sebenarnya makna jihad itu tidak harus dengan bertumpah darah/peperangan, melainkan dengan berbagai cara sesuai dengan porsi masing-masing. Maka dari itu jangan menilai sesuatu hanya dari kulitnya saja, melainkan pelajari juga hingga ke dalam. Artinya jangan mudah menilai sesuatu tampak luar, melainkan cari tahu kebenarannya dengan cara terus belajar, belajar dan mengaji pada guru/ahli ilmu. Kemudian jangan terburu untuk menyalahkan orang lain, tapi utamakan terlebih dahulu introspeksi/muhasabah diri dan berusaha memperbaiki Hablumminallah & Hablumminannas. Syariat Jihad selalu ada untuk mencapai tujuan utama, yakni meraih ridho Allah. –Kata Pemateri